Analisis dan Implementasi Skripsi Drone Pertanian

Skripsi Drone Pertanian

Di era modern, teknologi drone telah merevolusi berbagai sektor, termasuk pertanian. Drone pertanian, atau Unmanned Aerial Vehicles (UAV) yang dirancang khusus untuk keperluan agrikultur, memungkinkan petani memantau lahan secara cepat, akurat, dan efisien tanpa harus berjalan kaki atau menggunakan kendaraan berat . Dengan kemampuan terbang di atas kebun, sawah, atau ladang, drone dapat mengumpulkan data spasial dan spektral yang penting untuk pengambilan keputusan agronomis, seperti identifikasi hama, analisis kesehatan tanaman, hingga optimasi penggunaan air dan pupuk .

Baca Juga: Skripsi Teknologi Pertanian: Pengertian Secara Rinci

Sejarah Singkat Drone Pertanian

Awal mula penggunaan drone bermula dari aplikasi militer pada Perang Dunia I dan II, ketika pesawat tak berawak dikendalikan dari jarak jauh untuk misi pengintaian dan pelatihan anti-pesawat . Seiring kemajuan teknologi GPS, sensor miniatur, dan kemampuan baterai yang meningkat, pada dekade 2000-an drone mulai diadaptasi untuk pemetaan dan survei sipil. Penerapan pertama di pertanian muncul di Jepang dan Amerika Serikat, dengan fokus pada penyemprotan pestisida secara otomatis pada lahan terasering yang sulit dijangkau .

Definisi Drone Pertanian

Menurut Wikipedia, drone pertanian adalah kendaraan udara tanpa awak yang digunakan dalam operasi pertanian, terutama untuk optimasi hasil dan pemantauan pertumbuhan tanaman. Drone ini dilengkapi dengan sensor multispektral untuk memetakan variasi kondisi tanaman dan tanah melalui citra di luar spektrum cahaya tampak, seperti near-infrared . Di Indonesia, istilah ini sering disebut pesawat nirawak pertanian, yang difokuskan pada penyemprotan, pemetaan, dan monitoring kualitas lahan .

Komponen dan Teknologi Utama

Beberapa komponen dan teknologi dari analisis dan implementasi skripsi drone pertanian, meliputi:

  1. Rangkaian UAV: Struktur drone biasanya terbuat dari serat karbon atau plastik ringan untuk ketahanan dan mobilitas tinggi .
  2. Sensor Multispektral dan RGB: Mengukur pantulan cahaya pada berbagai panjang gelombang untuk menghitung indeks vegetasi seperti NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) .
  3. Sistem Penyemprotan: Tangki bahan kimia, pompa, dan nozel yang mampu menghasilkan droplet halus untuk pestisida atau pupuk cair dengan cakupan merata .
  4. Flight Controller dan GPS: Otak drone yang mengatur jalur terbang otomatis (waypoints), stabilisasi, serta penghindaran rintangan .

Cara Kerja Drone Pertanian

Beberapa cara kerja dari analisis dan implementasi skripsi drone pertanian, yaitu:

  1. Operator menandai area terbang dan jalur waypoint menggunakan software pemetaan .
  2. Saat terbang, drone mengambil citra multispektral dan data GPS secara berurutan, serta dapat menyemprotkan pestisida atau pupuk sesuai program .
  3. Foto yang dihasilkan diolah untuk menghasilkan peta kesehatan tanaman, peta kelembaban tanah, atau zonasi kebutuhan pemupukan menggunakan perangkat lunak analitik .
  4. Hasil analisis digunakan petani untuk melakukan penyemprotan targeted, irigasi terarah, atau intervensi hama secara presisi, mengurangi penggunaan bahan kimia berlebih .

Manfaat dan Keuntungan

Beberapa manfaat dan keuntungan  yang erdapat pada analisis dan implementasi skripsi drone pertanian, sebagai berikut:

  1. Drone dapat memantau hingga ratusan hektar dalam hitungan jam, menggantikan pekerjaan manual yang memakan waktu berhari-hari .
  2. Penyemprotan dan pemetaan zonal mengurangi tumpahan pestisida dan pemakaian pupuk hingga 30%, menekan biaya operasional dan dampak lingkungan .
  3. Dengan deteksi dini stres tanaman atau serangan hama, intervensi lebih cepat dapat meningkatkan produktivitas hingga 15–25% .
  4. Penggunaan bahan kimia yang lebih terukur mengurangi risiko kontaminasi air dan tanah, mendukung praktik pertanian ramah lingkungan .

Aplikasi dan Studi Kasus di Indonesia

Di Indonesia, penerapan drone pertanian mulai marak di perkebunan kelapa sawit dan padi. Misalnya, Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan petani lokal menggunakan drone untuk monitoring kesehatan tanaman sawit, menghasilkan zonasi pemupukan yang menghemat 20% pupuk . Pemerintah melalui Ditjen Perkebunan juga menguji coba UAS untuk pengendalian hama wereng coklat pada tanaman padi di Jawa Tengah, dengan akurasi penyemprotan mencapai 95% dan efisiensi waktu 4 hektar per jam .

Produk dan Solusi Populer

Beberapa pruoduk dan solusi dari analisis dan implementasi skripsi drone pertanian, meliputi:

  1. DJI Agras T30/T40: Drone berbadan besar dengan kapasitas tangki hingga 30–40 liter, cocok untuk lahan luas dan aplikasi komersial .
  2. DJI Mavic 3 Multispectral: Drone lipat dengan sensor multispektral, ideal untuk survei lahan kecil hingga menengah dan analisis vegetasi .
  3. Harvest Pro (India): UAV bertenaga AI untuk deteksi hama otomatis dan peta kebutuhan nutrisi tanaman secara real-time .
  4. AeroHive & DroneBee: Startup lokal yang menawarkan jasa pemetaan dan penyemprotan drone dengan paket layanan berbasis subscription .

Regulasi dan Kebijakan

Pengoperasian drone di Indonesia diatur oleh PM No. 90 Tahun 2015 tentang Pesawat Udara Tanpa Awak, yang membatasi ketinggian maksimal 150 m dan zona terlarang dekat bandara serta fasilitas vital . Setiap operator harus memiliki sertifikat kemampuan terbang (Unmanned Aircraft System Pilot License) dan mengajukan izin terbang melalui aplikasi Kementerian Perhubungan sebelum melakukan operasi di lahan pertanian .

Tantangan dan Kendala

Beberapa tantangan dan kendala dari analisis dan implementasi skripsi drone pertanian, meliputi:

  1. Harga drone pertanian kelas komersial bisa mencapai ratusan juta rupiah, menyulitkan petani skala kecil .
  2. Kurangnya tenaga terampil untuk mengoperasikan dan memelihara drone, serta analisis data geospasial .
  3. Area pertanian di daerah terpencil seringkali tidak memiliki sinyal stabil, menghambat transfer data real-time .
  4. Data citra lahan dan hasil analisis perlu dijaga kerahasiaannya agar tidak disalahgunakan oleh pihak ketiga .

Tren dan Inovasi Masa Depan

Beberapa tren dan inovasi yang terdapat dapa analisis dan implementasi skripsi drone pertanian, meliputi:

  1. Integrasi AI dan Edge Computing: Analisis citra langsung di drone untuk deteksi hama dan stres tanaman tanpa perlu koneksi cloud .
  2. Swarm Drones: Koordinasi beberapa drone dalam satu misi untuk mempercepat penyemprotan atau pemetaan lahan luas .
  3. Blockchain untuk Rantai Pasok: Menjamin keaslian data hasil pemantauan dan mendukung perdagangan hasil panen berbasis transparansi .
  4. Urban Farming Drone: Penggunaan drone di kebun atap dan vertikultur di kota besar untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal dengan cepat .

Dampak terhadap SDGs

Penggunaan drone pertanian mendukung SDG 2 (Zero Hunger) dengan meningkatkan produktivitas pangan, SDG 12 (Responsible Consumption and Production) melalui efisiensi input pertanian, dan SDG 13 (Climate Action) dengan mengurangi emisi melalui optimalisasi pemupukan dan penyemprotan .

Baca Juga: Penjelasan Skripsi Pertanian Organik

Kesimpulan

Drone pertanian menawarkan solusi mutakhir untuk tantangan agrikultur modern: efisiensi, akurasi, dan keberlanjutan. Meski menghadapi hambatan biaya, regulasi, dan sumber daya manusia, tren inovasi AI, swarm technology, dan dukungan kebijakan akan mempercepat adopsi. Dengan memanfaatkan drone, petani dapat memaksimalkan hasil panen, menekan biaya operasional, dan berkontribusi pada pertanian yang lebih ramah lingkungan.

Jika Anda memiliki keraguan dalam pembuatan skripsi drone pertanian Anda dapat menghubungi Akademia untuk konsultasi mengenai skripsi drone pertanian yang telah Anda buat dan dapatkan saran terbaik dari mentor profesional yang kredibel dibidangnya.

Penulis: Saskia Pratiwi Oktaviani

Open chat
Halo, apa yang bisa kami bantu?