Skripsi Pendidikan Matematika dengan Metode Blended Learning

Metode Blended Learning

Pembelajaran matematika memiliki peran krusial dalam membentuk kemampuan logika, analisis, dan pemecahan masalah siswa. Namun, seringkali siswa menghadapi kesulitan dalam memahami konsep-konsep abstrak karena metode pengajaran yang konvensional. Di era digital seperti sekarang, kemajuan teknologi informasi telah membuka peluang bagi penerapan model pembelajaran yang lebih inovatif. Salah satu pendekatan yang semakin populer adalah blended learning, yang mengintegrasikan pembelajaran tatap muka tradisional dengan pembelajaran daring. Dengan menggabungkan kedua metode tersebut, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih fleksibel, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan siswa. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai penelitian skripsi pendidikan matematika dengan metode blended learning, mulai dari latar belakang, tinjauan pustaka, metodologi, implementasi, hasil dan pembahasan, hingga implikasi dan rekomendasi, dengan harapan dapat menjadi sumber inspirasi dan panduan praktis bagi mahasiswa, peneliti, dan praktisi pendidikan.

Baca Juga: penjelasan skripsi blended learning

Pendahuluan

Pembelajaran matematika tradisional seringkali mengandalkan ceramah dan latihan soal yang berulang. Metode ini, meskipun telah lama digunakan, kerap kali tidak mampu menjangkau seluruh potensi siswa, terutama ketika materi yang diajarkan dianggap abstrak dan sulit dikaitkan dengan kehidupan nyata. Di sisi lain, perkembangan teknologi dan akses informasi yang semakin mudah telah mendorong munculnya metode pembelajaran inovatif seperti blended learning.

Blended learning adalah pendekatan yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring secara sinergis. Model ini memungkinkan siswa mendapatkan manfaat dari interaksi langsung dengan guru di kelas serta fleksibilitas untuk belajar secara mandiri melalui platform digital. Dengan demikian, blended learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, memotivasi siswa, dan mengoptimalkan pemahaman konsep matematika melalui pendekatan yang lebih kontekstual dan aplikatif.

Latar Belakang

Berikut adalah beberapa penjelasan latar belakang dari skripsi pendidikan matematika dengan metode blended learning, meliputi:

1. Tantangan Pembelajaran Matematika Konvensional

Dalam pembelajaran matematika tradisional, metode ceramah dan latihan soal seringkali membuat siswa menjadi penerima informasi pasif. Hal ini berdampak pada rendahnya motivasi, kesulitan dalam memahami konsep secara mendalam, dan ketidakmampuan mengaitkan teori dengan aplikasi praktis. Banyak siswa merasa bahwa matematika hanyalah serangkaian rumus yang harus dihafal, bukan suatu ilmu yang dapat membantu mereka memahami fenomena di sekitar mereka. Keterbatasan metode ini juga menyebabkan ketidaksesuaian dengan gaya belajar siswa yang beragam, di mana sebagian lebih responsif terhadap pendekatan visual, interaktif, atau diskusi.

2. Potensi Blended Learning

Blended learning menawarkan solusi yang potensial untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut. Dengan mengintegrasikan pembelajaran tatap muka dengan platform daring, blended learning tidak hanya mempertahankan interaksi langsung antara guru dan siswa, tetapi juga memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk belajar sesuai kecepatan dan gaya mereka. Model ini memungkinkan penggabungan berbagai elemen pembelajaran, seperti video pembelajaran, diskusi daring, tugas online, dan kegiatan tatap muka, yang bersama-sama menciptakan pengalaman belajar yang holistik dan menyenangkan.

3. Urgensi Penelitian Skripsi dengan Pendekatan Blended Learning

Dalam konteks pendidikan modern, penelitian mengenai blended learning dalam pembelajaran matematika sangat penting untuk mengidentifikasi strategi pengajaran yang efektif. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan kurikulum yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa di era digital. Penelitian ini juga bertujuan memberikan bukti empiris mengenai dampak positif integrasi pembelajaran daring dengan tatap muka terhadap prestasi akademik dan keterlibatan siswa.

Tinjauan Pustaka

Berikut adalah beberapa penjelasan tinjauan pustaka yang terdapat pada skripsi pendidikan matematika dengan metode blended learning, yaitu:

1. Teori Pembelajaran Konstruktivis

Teori konstruktivis menyatakan bahwa pengetahuan dibangun melalui pengalaman dan interaksi aktif dengan lingkungan. Dalam konteks blended learning, siswa tidak hanya mendapatkan informasi secara pasif, tetapi juga terlibat dalam aktivitas pembelajaran yang memungkinkan mereka mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengaitkan konsep baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Pendekatan ini sangat sesuai dengan model blended learning, karena menggabungkan elemen interaktif dari pembelajaran daring dengan diskusi dan bimbingan tatap muka.

2. Model Blended Learning

Model blended learning mengintegrasikan dua komponen utama: pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring. Komponen tatap muka memungkinkan interaksi langsung, diskusi kelompok, dan penjelasan secara mendalam, sementara pembelajaran daring menawarkan fleksibilitas, akses ke sumber belajar digital, serta kesempatan untuk belajar mandiri. Teori ini menekankan pentingnya keseimbangan antara kedua metode agar dapat mengoptimalkan proses belajar dan meningkatkan pemahaman konsep matematika secara holistik.

3. Penggunaan Media Digital dalam Pembelajaran

Media digital, seperti video, animasi, dan simulasi interaktif, memiliki peran penting dalam mendukung blended learning. Menurut teori Multimedia Learning, kombinasi antara elemen visual dan auditori dapat meningkatkan retensi informasi dan pemahaman konsep. Dalam pendidikan matematika, media digital membantu memvisualisasikan konsep-konsep abstrak sehingga siswa dapat melihat penerapannya dalam konteks yang lebih nyata. Penggunaan media digital juga dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa, karena mereka dapat belajar dengan cara yang lebih menarik dan sesuai dengan gaya belajar mereka.

4. Studi Empiris tentang Blended Learning

Berbagai penelitian empiris telah menunjukkan bahwa penerapan blended learning dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar, motivasi, dan keterlibatan siswa. Siswa yang belajar melalui pendekatan ini cenderung menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman konsep dan kemampuan problem solving. Studi-studi tersebut mendukung pentingnya integrasi pembelajaran daring dengan tatap muka untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan aplikatif.

Implementasi Pendekatan Blended Learning

Beberapa implementasi yang terdapat pada skripsi pendidikan matematika dengan metode blended learning, meliputi:

1. Perancangan Intervensi Pembelajaran

Tahap awal dalam penerapan blended learning adalah perancangan intervensi yang menggabungkan elemen tatap muka dan pembelajaran daring. Guru menyusun rencana pelajaran yang melibatkan:

  • Sesi ini digunakan untuk diskusi, presentasi konsep, dan kegiatan interaktif yang memerlukan bimbingan langsung dari guru.
  • Materi pelajaran disajikan melalui platform e-learning dengan video pembelajaran, animasi, dan kuis interaktif. Siswa dapat mengakses materi ini secara mandiri sesuai kecepatan belajar mereka.
  • Tugas yang diberikan dirancang agar siswa dapat mengaplikasikan konsep matematika dalam situasi nyata, misalnya melalui proyek penelitian kecil atau studi kasus yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Pelaksanaan di Kelas

Kelompok eksperimen mengikuti rencana intervensi blended learning dengan kombinasi sesi tatap muka dan daring. Pada sesi tatap muka, guru memberikan penjelasan mendalam mengenai konsep matematika dan memfasilitasi diskusi kelompok. Sesi daring memungkinkan siswa mengakses materi tambahan, melakukan latihan soal interaktif, dan mengikuti forum diskusi. Kelompok kontrol, sebagai perbandingan, menggunakan metode pembelajaran tradisional yang dominan ceramah. Selama proses pembelajaran, peneliti melakukan observasi untuk mencatat dinamika kelas dan interaksi siswa dalam kedua kelompok.

3. Evaluasi dan Refleksi

Evaluasi dilakukan secara komprehensif dengan mengukur hasil belajar, sikap, dan motivasi siswa melalui tes, kuesioner, dan wawancara. Data dikumpulkan sebelum, selama, dan setelah intervensi untuk mengukur perubahan yang terjadi. Sesi refleksi bersama antara guru dan siswa diadakan untuk mengevaluasi keefektifan pendekatan blended learning, mengidentifikasi kendala, serta merancang perbaikan untuk siklus pembelajaran berikutnya. Evaluasi ini menjadi dasar untuk mengukur dampak intervensi dan menentukan strategi perbaikan yang lebih optimal.

Implikasi dan Kontribusi Penelitian

Beberapa implikasi dan kontribusi penelitian yang terdapat pada skripsi pendidikan matematika dengan metode blended learning, sebagai berikut:

1. Inovasi dalam Pembelajaran Matematika

Penelitian ini menegaskan bahwa penerapan blended learning merupakan inovasi yang efektif dalam meningkatkan mutu pembelajaran matematika. Integrasi antara sesi tatap muka dan daring memungkinkan siswa mengakses berbagai sumber belajar secara fleksibel, sehingga mereka dapat memahami konsep matematika dengan lebih mendalam. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan hasil belajar, tetapi juga mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar secara mandiri dan beradaptasi dengan teknologi.

2. Pengembangan Kurikulum yang Responsif

Hasil penelitian memberikan dasar bagi pengembangan kurikulum pendidikan matematika yang lebih responsif terhadap kebutuhan siswa di era digital. Integrasi blended learning ke dalam kurikulum dapat menciptakan program pembelajaran yang lebih holistik, dengan menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan keterampilan digital. Kurikulum semacam ini akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai konsep matematika, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata dan menghadapi tantangan global.

3. Pemberdayaan Guru dan Dukungan Kebijakan

Penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru sangat krusial dalam penerapan blended learning. Guru yang terlatih dalam penggunaan teknologi digital dan strategi pengajaran interaktif dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan inklusif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembuat kebijakan untuk meningkatkan program pelatihan guru, penyediaan infrastruktur digital, dan dukungan sumber daya yang memadai guna memperluas penerapan blended learning di sekolah-sekolah.

Rekomendasi untuk Pengembangan Selanjutnya

Berdasarkan temuan dan analisis penelitian, beberapa rekomendasi yang dapat diberikan antara lain:

  • Sekolah harus memastikan ketersediaan perangkat digital, koneksi internet yang stabil, dan sumber daya pembelajaran interaktif untuk mendukung implementasi pembelajaran daring.
  • Guru perlu mendapatkan pelatihan intensif dan pendampingan dalam penggunaan teknologi pembelajaran serta strategi pengajaran blended learning agar mereka dapat mengelola kelas secara efektif dan adaptif.
  • Pengembangan modul yang mengintegrasikan materi tatap muka dan daring harus dilakukan secara kolaboratif antara guru dan pengembang kurikulum, sehingga materi matematika dapat disajikan secara kontekstual dan aplikatif.
  • Evaluasi berkala terhadap hasil belajar, sikap, dan motivasi siswa perlu dilakukan dengan menggunakan instrumen yang komprehensif. 
  • Membangun kerja sama antara guru, orang tua, dan pihak sekolah sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Kolaborasi ini dapat membantu mengatasi kendala yang muncul dan memastikan bahwa penerapan blended learning berjalan secara optimal.
Baca Juga: Skripsi Pengaruh Pembelajaran Blended Learning

Kesimpulan

Skripsi pendidikan matematika dengan metode blended learning menegaskan bahwa integrasi pembelajaran tatap muka dan daring dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika secara signifikan. Dengan menerapkan pendekatan ini, siswa tidak hanya mendapatkan akses ke materi pelajaran melalui interaksi langsung di kelas, tetapi juga memperoleh kesempatan untuk belajar secara mandiri melalui platform digital yang interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan blended learning berhasil meningkatkan pemahaman konsep, kemampuan problem solving, dan motivasi belajar siswa.

Perubahan positif yang terlihat dari peningkatan nilai tes, sikap, dan partisipasi aktif di kelas menandakan bahwa model blended learning mampu mengatasi keterbatasan metode pengajaran tradisional yang sering kali hanya menekankan pada hafalan. Meskipun masih terdapat beberapa tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur teknologi dan perbedaan kemampuan siswa, dukungan pelatihan guru, peningkatan sumber daya, serta kolaborasi antar pemangku kepentingan sangat penting untuk mengoptimalkan penerapan metode ini.

Jika Anda memiliki keraguan dalam pembuatan metode blended learning Anda dapat menghubungi Akademia untuk konsultasi mengenai metode blended learning yang telah Anda buat dan dapatkan saran terbaik dari mentor profesional yang kredibel dibidangnya.

Penulis: Saskia Pratiwi Oktaviani

Open chat
Halo, apa yang bisa kami bantu?