Pengertian, Tujuan dan Teknik Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah cabang statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan informasi yang telah dikumpulkan, tanpa bertujuan untuk membuat kesimpulan umum atau melakukan generalisasi.

Secara sederhana, statistik deskriptif membantu peneliti menyusun dan menyajikan data agar lebih mudah dipahami. Proses ini mencakup pengelompokan, peringkasan, dan pengklasifikasian data sehingga informasi yang terkumpul dapat diinterpretasikan dengan lebih jelas.

Setelah data diolah, peneliti dapat menyajikannya dalam berbagai bentuk, seperti teks, tabel, atau visualisasi lain yang sesuai dengan karakteristik data. Statistik deskriptif hanya terbatas pada penyajian data secara apa adanya, sedangkan analisis yang menghasilkan kesimpulan atau pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik lain. Metode ini bertujuan memberikan pemahaman yang jelas tentang data, biasanya melalui penggunaan ukuran pemusatan seperti rata-rata, median, dan modus. Serta ukuran penyebaran atau variasi seperti rentang, varians, dan deviasi standar.

Statistik Deskriptif

Tujuan Statistik Deskriptif 

Tujuan statistik deskriptif yang utama adalah untuk mengolah, mengatur, dan menyajikan data secara ringkas sehingga mudah dipahami. Dengan demikian, metode ini memberikan gambaran umum tentang karakteristik data, membantu menemukan pola atau nilai yang tidak biasa (outlier), serta mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat. Beberapa tujuan statistik deskriptif secara rinci antara lain:

  • Meringkas Data: Menyederhanakan data yang kompleks dan berjumlah besar menjadi bentuk ringkasan, seperti rata-rata, median, atau modus, sehingga informasi lebih mudah diinterpretasikan.
  • Penyajian Data Visual: Menggunakan media visual seperti histogram, diagram batang, atau tabel frekuensi untuk mempermudah pemahaman tentang trend dan distribusi data.
  • Eksplorasi Data: Membantu mengidentifikasi karakteristik penting dalam data, termasuk nilai minimum, maksimum, serta outlier yang mungkin membutuhkan perhatian khusus.
  • Memudahkan Perbandingan: Menyediakan cara untuk membandingkan kumpulan data, kelompok, atau variabel yang berbeda guna menemukan pola atau perbedaan.
  • Mendukung Pengambilan Keputusan: Memberikan gambaran yang jelas dan terstruktur tentang data sehingga menjadi dasar untuk keputusan yang lebih akurat di berbagai bidang, seperti bisnis, kesehatan, dan pendidikan. 

Teknik Deskriptif Statistik

Teknik deskriptif statistik digunakan dalam penelitian untuk menyajikan data secara sistematis sehingga karakteristik utama dari data tersebut mudah dipahami. Metode ini membantu peneliti menganalisis data dengan cara merangkum, mengelompokkan, dan memvisualisasikan informasi yang terkumpul. Beberapa teknik deskriptif statistik meliputi: 

Ukuran Pemusatan Data (Central Tendency)

  • Mean (Rata-rata): Nilai rata-rata dari seluruh data.
  • Median: Nilai tengah dari data yang telah diurutkan, membagi data menjadi dua bagian yang sama.
  • Modus: Nilai yang paling sering muncul dalam data.

Ukuran Penyebaran Data (Variabilitas/Dispersi)

  • Rentang (Range): Selisih antara nilai tertinggi dan terendah.
  • Standar Deviasi: Mengukur sejauh mana data menyebar dari rata-ratanya.
  • Varians: Nilai kuadrat dari standar deviasi.
  • Kuartil dan Desil: Menunjukkan posisi data dalam distribusi.

Penyajian Data (Visualisasi)

  • Tabel Distribusi: Mengelompokkan data dalam bentuk tabel agar lebih mudah dianalisis.
  • Grafik dan Diagram: Menampilkan data secara visual, misalnya menggunakan diagram batang, diagram garis, atau diagram lingkaran, untuk mempermudah pengenalan pola dan trend.

Contoh Penggunaan Statistik Deskriptif 

Penggunaan statistik deskriptif mencakup perhitungan nilai rata-rata, median, dan modus, seperti rata-rata nilai ujian siswa atau rata-rata penjualan harian, serta penyajian data secara visual melalui grafik dan tabel, seperti histogram distribusi usia pelanggan atau peta sebaran geografis untuk menggambarkan karakteristik utama dari suatu kumpulan data. Berikut beberapa contoh penggunaan statistik deskriptif dalam berbagai bidang:

  • Rata-rata penjualan bulanan: Sebuah perusahaan menghitung rata-rata penjualan produk per bulan selama satu tahun untuk mengamati tren keseluruhan.
  • Modus skor tertinggi: Mengidentifikasi nilai ujian yang paling sering diperoleh oleh siswa dalam satu kelas atau kelompok.
  • Frekuensi penggunaan media sosial: Mengukur seberapa sering seseorang mengakses platform media sosial dalam sehari, dengan menghitung jumlah posting, komentar, atau durasi aktivitas.

Kesimpulan

Statistik deskriptif penting dalam penelitian untuk menyajikan dan menggambarkan data secara jelas dan sistematis. Metode ini memungkinkan peneliti untuk meringkas, mengelompokkan, dan memvisualisasikan informasi sehingga karakteristik utama dari data mudah dipahami.

Selain memberikan gambaran menyeluruh tentang data, statistik deskriptif juga memudahkan perbandingan antar kelompok data dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat di berbagai bidang, seperti pendidikan, bisnis, dan sosial. Contoh penerapannya meliputi perhitungan rata-rata penjualan, identifikasi modus skor ujian, hingga analisis frekuensi penggunaan media sosial. Secara keseluruhan, statistik deskriptif menjadi pondasi penting bagi peneliti dalam memahami dan menyajikan data secara akurat dan informatif.

Penelitian Etnografi  Konsep, Ciri, dan Contohnya

Etnografi merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian kualitatif, terutama digunakan dalam bidang antropologi. Metode ini berfokus pada penyajian deskripsi serta pemahaman yang mendalam mengenai kebudayaan suatu komunitas. Peneliti biasanya terlibat secara langsung dalam kehidupan masyarakat yang diteliti melalui observasi partisipan maupun wawancara mendalam. Tujuan utamanya adalah menggali perspektif asli dari masyarakat, menjelaskan bagaimana budaya dapat mempengaruhi kehidupan kelompok tersebut, serta menghasilkan tulisan yang rinci mengenai fenomena budaya yang terjadi.

Melalui pendekatan etnografi, peneliti dapat menggambarkan secara jelas hakikat dan keragaman budaya dalam suatu kelompok etnik tertentu. Dengan demikian, orang di luar komunitas tersebut bisa lebih mengenal, memahami, dan menghargai keberadaan suku serta kebudayaannya. Sebagai bagian dari ilmu sosial, etnografi memiliki ruang lingkup pembahasan yang cukup luas. 

Pengamatan dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti di lingkungan kerja, di rumah, atau saat individu beraktivitas bersama keluarga maupun teman. Lama penelitian juga dapat berbeda-beda sesuai tujuan kajian. Observasi bisa dilakukan dalam waktu singkat hanya beberapa jam, maupun diperpanjang hingga berbulan-bulan.

Pendekatan Diferensiasi

Apa perbedaan etnografi dengan penelitian lain ?

Perbedaan etnografi dengan penelitian lain terletak pada fokus dan tujuannya. Etnografi menekankan kajian terhadap aspek budaya sebagai faktor yang membentuk perilaku manusia, berbeda dengan penelitian lain yang mungkin hanya mengamati fenomena secara umum. Selain sekadar mencatat perilaku, etnografi juga berupaya memahami makna di balik tindakan dan peristiwa dalam konteks budaya tertentu, sehingga hasil penelitian memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan masyarakat.

Ciri-ciri Etnografi 

Ciri etnografi antara lain mengutamakan pendekatan yang menyeluruh dan terpadu dalam memahami kebudayaan suatu kelompok. Penelitian ini mengeksplorasi fenomena sosial secara mendalam di lapangan dengan fokus pada komunitas atau masyarakat tertentu. Hasil yang diharapkan adalah uraian yang rinci mengenai kehidupan sehari-hari serta pola perilaku mereka.

Selain itu, etnografi ditandai dengan keterlibatan peneliti dalam jangka waktu yang cukup lama melalui observasi langsung dan wawancara mendalam. Perspektif partisipan menjadi landasan utama, sementara teori dimanfaatkan untuk mengungkap pola-pola kebudayaan yang ada. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai ciri etnografi:

  • Holistik dan Terintegrasi: Kebudayaan dipandang sebagai satu kesatuan utuh, di mana ritual, tradisi, perilaku sosial, dan kebiasaan saling berkaitan.
  • Kelompok dengan Budaya Serupa: Penelitian difokuskan pada komunitas yang memiliki kesamaan budaya, misalnya masyarakat tradisional, kelompok pemuda, atau organisasi tertentu.
  • Konteks Sosial Budaya: Etnografi meneliti fenomena sosial-budaya secara mendalam dalam lingkungan alami, bukan melalui eksperimen laboratorium.
  • Deskripsi dalam Etnografi: Berisi uraian detail tentang aktivitas dan perilaku objek penelitian selama proses studi.
  • Refleksivitas Peneliti (Researcher Reflexivity): Peneliti mengacu pada kesadaran peneliti mengenai posisi, peran, dan pengaruhnya dalam proses penelitian.

Contoh Etnografi 

Contoh etnografi dapat ditemukan pada kajian mengenai tradisi keluarga di pedesaan, praktik pengobatan tradisional masyarakat adat, gerakan pangan lokal yang dipelopori anak muda, hingga kehidupan para pekerja migran. Penelitian etnografi memiliki fokus pada pemahaman yang mendalam terhadap budaya atau kelompok sosial tertentu dengan cara peneliti terlibat langsung dalam aktivitas sehari-hari partisipan. Keterlibatan tersebut biasanya dilakukan melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam sehingga penelitian memperoleh data kualitatif yang lebih akurat.

Contoh etnografi dapat dilihat pada berbagai bidang kehidupan masyarakat, berikut adalah penjelasannya

  • Etnografi Kehidupan Keluarga: Penelitian yang berisi tentang tradisi makan malam keluarga di desa, dengan tujuan untuk memahami bagaimana kebiasaan tersebut membentuk interaksi dan hubungan antar anggota keluarga.
  • Etnografi Kesehatan Tradisional: Studi yang dilakukan dengan cara peneliti tersebut tinggal bersama masyarakat di suatu suku, misalnya di suku Dayak Kalimantan untuk meneliti praktik pengobatan tradisional serta peran dukun dalam kehidupan masyarakat.
  • Etnografi Budaya Lokal: Penelitian yang mempelajari budaya dan kehidupan yang mencakup nilai-nilai, norma, serta praktik budaya yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Etnografi adalah pendekatan penelitian kualitatif yang menekankan pemahaman mendalam terhadap budaya dan kehidupan suatu kelompok masyarakat melalui keterlibatan langsung peneliti dalam aktivitas sehari-hari partisipan. 

Perbedaan etnografi dengan penelitian lain  adalah, penelitian lain hanya mengamati fenomena secara umum, etnografi memfokuskan pada aspek budaya sebagai penentu perilaku dan menggali makna dibalik tindakan serta peristiwa dalam konteks sosial. Ciri-ciri etnografi meliputi pendekatan holistik, fokus pada komunitas tertentu, pengamatan dalam konteks alami, deskripsi rinci mengenai perilaku dan reflektivitas peneliti. 

Metode Fenomenologi dalam Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu memilih metode pendekatan yang tepat, salah satunya adalah fenomenologi. Pendekatan fenomenologi adalah pendekatan yang menitikberatkan pada pengalaman langsung yang dialami responden atau narasumber sebagai sumber utama data. Melalui pendekatan ini, peneliti dapat menggali informasi secara lebih mendalam dan detail, sehingga peluang untuk memperoleh data yang akurat serta mampu mencerminkan kondisi populasi penelitian menjadi lebih besar.

Pendekatan atau penelitian fenomenologi merupakan jenis penelitian ilmiah yang berfokus pada pengkajian serta penelusuran pengalaman yang dialami oleh individu, kelompok, maupun makhluk hidup lainnya. Umumnya, pendekatan ini digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat membantu peneliti menentukan arah fokus pengumpulan data, sehingga menghasilkan informasi yang lebih detail, mendalam, dan representatif.

Namun, pendekatan fenomenologi bukan satu-satunya pendekatan dalam penelitian kualitatif. Peneliti juga bisa menggunakan metode lain, seperti studi kasus, etnografi, grounded theory, dan berbagai pendekatan kualitatif lainnya.

Skripsi Penggunaan Enzim

Kelebihan Penelitian Fenomenologi 

Kelebihan penelitian fenomenologi terletak pada kemampuannya menggali pemahaman yang mendalam mengenai pengalaman subjektif seseorang, melihat fenomena secara menyeluruh, serta menyajikan deskripsi apa adanya tanpa rekayasa data. Berikut merupakan beberapa kelebihan penelitian fenomenologi yaitu: 

  • Pemahaman yang Mendalam: Pendekatan ini mampu memberikan penjelasan secara detail dan menyeluruh tentang makna serta pengalaman individu dalam menghadapi suatu fenomena.
  • Holistik: Fenomenologi melihat objek penelitian sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari pengalaman dan konteksnya, sehingga menghasilkan gambaran yang lebih utuh.
  • Deskriptif dan Apa Adanya: Data yang diperoleh dalam pendekatan ini disajikan secara apa adanya, tanpa intervensi, manipulasi, atau interpretasi berlebihan dari peneliti.
  • Berfokus pada Pengalaman Subjektif: Penelitian ini menekankan pada cara individu memaknai peristiwa, termasuk sudut pandang unik serta nilai-nilai yang tercermin dari pengalaman pribadi, tidak hanya sekedar fenomenanya saja.

Kekurangan Penelitian Fenomenologi 

Meski demikian, pendekatan ini juga memiliki keterbatasan. Kekurangan penelitian fenomenologi antara lain terletak pada sifat hasilnya yang sering kali sangat subjektif sehingga sulit digeneralisasi. Selain itu, proses pengumpulan data cenderung memerlukan waktu yang cukup lama. Dibawah ini merupakan kekurangan penelitian fenomenologi antara lain: 

  • Sulit Digeneralisasi: Karena menitikberatkan pada pengalaman unik pada setiap individu, maka hasil penelitian fenomenologi biasanya tidak dapat mewakili keseluruhan populasi.
  • Sangat Subjektif: Data yang diperoleh bersifat pribadi dan subjektif sehingga bisa menjadi tantangan dalam menghasilkan deskripsi yang objektif.
  • Tidak Menjelaskan Sebab-Akibat: Pendekatan ini tidak dimaksudkan untuk menemukan hubungan kausal, melainkan hanya memaparkan pengalaman sebagaimana adanya.
  • Membutuhkan Waktu dan Analisis Mendalam: Proses pengumpulan data naratif serta penafsiran yang detail membutuhkan waktu lama dan keterampilan interpretasi yang kuat.

Karakteristik Penelitian Fenomenologi 

Karakteristik penelitian fenomenologi ditandai dengan penekanan pada pengalaman subjektif partisipan untuk menggali esensi makna dari suatu peristiwa. Penelitian fenomenologi berfokus pada pengalaman subjektif partisipan untuk menemukan makna yang mendasar dari suatu peristiwa. Berikut ini merupakan karakteristik penelitian fenomenologi yang dijelaskan secara lebih rinci:

  • Fokus pada Pengalaman Subjektif: Penelitian ini diarahkan untuk memahami bagaimana individu atau kelompok menjalani serta memberi makna pada suatu fenomena dalam kehidupan mereka.
  • Bersifat Deskriptif: Peneliti menggambarkan pengalaman partisipan secara jelas dari sudut pandang mereka, dengan tujuan menangkap esensi hidup yang dialami. Hasil penelitian biasanya berupa uraian naratif yang mendalam dan detail mengenai pengalaman tersebut.
  • Pemanfaatan Wawancara Mendalam: Data yang diperoleh melalui penelitian ini umumnya dikumpulkan melalui wawancara individu maupun kelompok yang berfokus pada pengalaman personal partisipan.

Kesimpulan

Penelitian fenomenologi merupakan salah satu pendekatan kualitatif yang menitikberatkan pada pengalaman langsung individu atau kelompok untuk menemukan makna mendasar dari suatu fenomena. Melalui metode ini, peneliti dapat menyajikan gambaran yang detail, deskriptif, dan apa adanya tanpa manipulasi data, sehingga mampu memberikan pemahaman secara mendalam dan menyeluruh.

Karakteristik penelitian fenomenologi utamanya terletak pada fokus terhadap pengalaman subjektif partisipan, penyajian deskriptif, serta pemanfaatan wawancara mendalam sebagai metode utama pengumpulan data. Maka dari itu, penelitian fenomenologi sangat relevan digunakan ketika peneliti ingin memahami makna dan pengalaman hidup responden secara mendalam. 

Peran dan Kendala Mata Kuliah Praktikum

Mata kuliah praktikum merupakan bentuk pembelajaran di perguruan tinggi yang menekankan pada pengalaman langsung. Mahasiswa tidak hanya menerima materi secara teoritis di kelas, tetapi juga dituntut untuk mengimplementasikan pengetahuan tersebut melalui praktik. Tujuan utamanya adalah membantu mahasiswa memahami konsep secara lebih nyata, mengasah keterampilan, serta menyiapkan diri menghadapi dunia kerja. Proses pembelajaran biasanya dilakukan melalui kegiatan di laboratorium, observasi, maupun penerapan keterampilan dalam lingkungan kerja yang sudah terstruktur.

Secara umum, pelaksanaan mata kuliah praktikum tidak membutuhkan biaya yang besar, bahkan ada yang bisa diikuti tanpa memerlukan biaya tambahan. Namun, biasanya mahasiswa harus menyiapkan kebutuhan praktikumnya, sebagai contoh mahasiswa Biologi yang diminta menyediakan tanaman atau hewan tertentu yang akan digunakan ketika praktikum nanti.

Hal lain yang sering ditemui adalah perbedaan antara perguruan tinggi negeri dan swasta. Di banyak kampus negeri, praktikum biasanya tidak dikenakan biaya tambahan, sedangkan di kampus swasta, biaya praktikum seringkali sudah dicantumkan melalui UKT atau biaya kuliah. Namun, setiap kampus bisa memiliki kebijakan yang berbeda. 

Praktikum

Tujuan Mata Kuliah Praktikum 

Tujuan mata kuliah praktikum adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperdalam pemahaman teori melalui pengalaman langsung, sekaligus mengasah keterampilan teknis dan aplikatif yang dibutuhkan di bidangnya. Berikut ini merupakan beberapa tujuan mata kuliah  praktikum, antara lain: 

  • Pendalaman Konsep dan Teori

Praktikum dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami teori yang diajarkan di kelas secara lebih nyata melalui pengalaman langsung, baik berupa eksperimen maupun penerapan.

  • Pengembangan Keterampilan

Melalui praktikum, mahasiswa dapat melatih berbagai kemampuan praktis, seperti teknik laboratorium, pengolahan data, penggunaan peralatan, hingga keterampilan ilmiah dasar.

  • Pelatihan Soft Skills

 Mata kuliah praktikum juga mengasah kemampuan non-akademis, seperti kerja sama tim, komunikasi, ketelitian, penyusunan langkah kerja yang sistematis dan problem solving.

  • Peningkatan Motivasi Belajar

Aktivitas praktik yang nyata mampu menumbuhkan minat serta semangat mahasiswa untuk lebih mendalami materi kuliah.

Daftar Mata Kuliah Praktikum 

Pada umumnya, daftar mata kuliah praktikum berbeda-beda sesuai dengan program studi dan kebijakan setiap universitas. Namun, secara umum, praktikum biasanya mencakup bidang dasar seperti Biologi, Kimia, dan Fisika, serta bidang khusus sesuai jurusan, seperti praktikum Komputasi, Robotika, Big Data, atau Menggambar Rekayasa. Seluruhnya dirancang untuk memberikan pengalaman langsung sekaligus menerapkan teori dalam konteks nyata. 

Contoh mata kuliah praktikum dapat dilihat dari berbagai bidang ilmu. Pada rumpun eksakta dan rekayasa, terdapat praktikum Kimia, Biologi, Fisika, serta Ilmu Komputer yang biasanya dilaksanakan di laboratorium. Selain itu, ada juga Praktikum Menggambar Rekayasa pada jurusan Teknik Sipil untuk melatih penerapan prinsip desain, serta praktikum yang lebih spesifik seperti Robotika Cerdas dan Komputasi Big Data di bidang Teknik Elektro. 

Sementara itu, dalam bidang psikologi dan bisnis, mahasiswa bisa menemukan mata kuliah praktikum seperti Bahasa Inggris Akademik, Pengantar Teknologi Informasi, maupun Praktikum Kewirausahaan yang berfungsi mengasah keterampilan sesuai kebutuhan masing-masing disiplin ilmu. Daftar mata kuliah praktikum sangat beragam dan disesuaikan dengan karakteristik serta kebutuhan tiap program studi.

Apa Saja Kendala Praktikum? 

Kendala saat praktikum dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti keterbatasan sarana dan peralatan, kurangnya bahan praktikum, alokasi waktu yang tidak mencukupi, keterbatasan jumlah tenaga laboran dan persiapan dari laboratorium atau guru yang belum optimal. 

Kendala praktikum tersebut dapat membuat kegiatan praktikum tidak berjalan sesuai dengan perencanaan, sehingga mengurangi efektivitas pembelajaran dan menghambat siswa dalam memahami serta menguasai keterampilan yang dipraktikkan.

Dampak dari berbagai kendala praktikum adalah tidak terlaksananya sebagian kegiatan yang sudah direncanakan. Hal ini membuat mahasiswa kehilangan kesempatan untuk melakukan percobaan secara langsung. Akibatnya, mereka mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan praktik.

Kesimpulan

Tujuan mata kuliah praktikum adalah untuk memperdalam pemahaman teori melalui pengalaman langsung sekaligus mengembangkan keterampilan teknis maupun soft skills mahasiswa. Namun, pelaksanaannya sering terkendala oleh keterbatasan fasilitas, bahan, waktu, dan laboratorium, sehingga sebagian kegiatan tidak dapat berjalan optimal. Dampak dari hambatan ini membuat mahasiswa kehilangan kesempatan belajar secara nyata. Oleh karena itu, praktikum perlu dioptimalkan agar benar-benar menjadi sarana efektif dalam menyiapkan mahasiswa menghadapi tantangan akademik dan dunia kerja.

Open chat
Halo, apa yang bisa kami bantu?